Kata
“teach” atau mengajar berasal dari bahasa inggris kuno, yaitu taecan. Kata ini
berasal dari bahasa jerman kuno (old teutenic), taikjan, yang berasal dari kata
dasar teik, yang berarti memperlihatkan.
Secara deskriptif mengajar diartikan
sebagaimproses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa.
Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.
Belajar adalah proses berpikir.
Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan
melalui interaksi antara individu dengan likungan. Dalam pembelajaran berpikir
proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan
materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk
memperoleh pengetahuanya sendiri.
2. Menurut aliran behavioristik, belajar
pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap
pancaindera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus
dan respon (S-R). Oleh karena itu teori ini juga dinamakan teori stimulus –
respon.
Menurut teori gestalt, belajar
adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan
antar bagian di dalam situasi permasalahan. Gestalt menganggap bahwa insight
adalah inti dari pembentukan tingkah laku.
Teori Belajar Behavioristik
|
Teori Belejar kognitif
|
Mementingkan
pengaruh lingkungan
|
Mementingkan
apa yang ada dalam diri
|
Mementingkan
bagian - bagian
|
Mementingkan
keseluruhan
|
Mengutamakan
peranan reaksi
|
Mengutamakan
fungsi kognitif
|
Hasil
belajar terbentuk secara mekanis
|
Terjadi
keseimbangan dalam diri
|
Dipengaruhi
oleh pengalaman masa lalu
|
Tergantung
pada kondisi saat ini
|
Mementingkan
pembentukan kebiasaan
|
Mementingkan
terbentuknya struktur kognitif
|
Memecahkan
masalah dilakukan dengan cara trial and error
|
Memecahkan
masalah didasarka kepada insight
|
3. Teori belajar yang masuk kedalam aliran
teori belajar behavioristik adalah koneksionisme, classical conditioning, dan
operant conditioning.
a.
Teori Belajar Koneksionisme
Menurut teori belajar ini, belajar
pada hewan dan pada manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip – prinsip
yang sama. Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan
yang ditangkap pancaindera dengan kecenderungan dengan bertindak atau hubungan
antara stimulus dan respon.
b.
Teori Belajar Classical Conditioning
Teori ini juga percaya bahwa belajar
pada hewan memiliki prinsip yang sama dengan manusia. Belajar atau pembentukan
perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu.
\c.
Operant Conditioning
Skinner berpendapat bahwa untuk
membentuk tingkah laku tertentu perlu diurutkan atau dipecah – pecah menjadi
bagian – bagian atau komponen tingkah laku yang spesifik. Selajutunya agar
diperoleh tingkah laku yang diharapkan pada setiap tingkah laku yang spesifik
yang telah direspons, perlu diberikan hadiah (reinforce) agar tingkah laku it
terus – menerus diulang.
Teori belajar yang masuk kedalam
teori kognitifisme adalah teori Gestalt, Teori Medan, dan Teori Kontruktivistik
a.
Teori Gestalt
Menurut teori gestalt, belajar
adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan
antar bagian di dalam situasi permasalahan. Gestalt menganggap bahwa insight
adalah inti dari pembentukan tingkah laku.
b.
Teori Medan
Sama seperti teori gestalt, teori
medan menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah.
c.
Teori Belajar Kontruktivistik
Teori ini dikembangkan oleh piaget,
piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah
memiliki kemampuan untuk mengkontruksi pengetahuanya sendiri.
4.
Dengan kata lain, behaviorisme
tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam
suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian
rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Dalam teori belajar kognitif bahwa
belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan
teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya
banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan
lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi
teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa
dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak
akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru
harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan
yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan
peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di
dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.
Sumber :
Strategi Pembelajaran Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd.