Rabu, 25 Januari 2012

psp


Kata “teach” atau mengajar berasal dari bahasa inggris kuno, yaitu taecan. Kata ini berasal dari bahasa jerman kuno (old teutenic), taikjan, yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan.
            Secara deskriptif mengajar diartikan sebagaimproses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.
            Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan likungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuanya sendiri.
2.         Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon (S-R). Oleh karena itu teori ini juga dinamakan teori stimulus – respon.
            Menurut teori gestalt, belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam situasi permasalahan. Gestalt menganggap bahwa insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku.
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belejar kognitif
Mementingkan pengaruh    lingkungan
Mementingkan apa yang ada dalam diri
Mementingkan bagian - bagian
Mementingkan keseluruhan
Mengutamakan peranan reaksi
Mengutamakan fungsi kognitif
Hasil belajar terbentuk secara mekanis
Terjadi keseimbangan dalam diri
Dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu
Tergantung pada kondisi saat ini
Mementingkan pembentukan kebiasaan
Mementingkan terbentuknya struktur kognitif
Memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and error
Memecahkan masalah didasarka kepada insight


3.         Teori belajar yang masuk kedalam aliran teori belajar behavioristik adalah koneksionisme, classical conditioning, dan operant conditioning.
a. Teori Belajar Koneksionisme
            Menurut teori belajar ini, belajar pada hewan dan pada manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip – prinsip yang sama. Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindera dengan kecenderungan dengan bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon.
b. Teori Belajar Classical Conditioning
            Teori ini juga percaya bahwa belajar pada hewan memiliki prinsip yang sama dengan manusia. Belajar atau pembentukan perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu.
\c. Operant Conditioning
            Skinner berpendapat bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu perlu diurutkan atau dipecah – pecah menjadi bagian – bagian atau komponen tingkah laku yang spesifik. Selajutunya agar diperoleh tingkah laku yang diharapkan pada setiap tingkah laku yang spesifik yang telah direspons, perlu diberikan hadiah (reinforce) agar tingkah laku it terus – menerus diulang.
            Teori belajar yang masuk kedalam teori kognitifisme adalah teori Gestalt, Teori Medan, dan Teori Kontruktivistik

a. Teori Gestalt
            Menurut teori gestalt, belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam situasi permasalahan. Gestalt menganggap bahwa insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku.
b. Teori Medan
            Sama seperti teori gestalt, teori medan menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah.
c. Teori Belajar Kontruktivistik
            Teori ini dikembangkan oleh piaget, piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkontruksi pengetahuanya sendiri.

4.         Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
            Dalam teori belajar kognitif bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1.      Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2.      Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3.      Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4.      Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5.      Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Sumber :
Strategi Pembelajaran Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar