Rabu, 25 Januari 2012

book report "Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Prof. Dr. Oemar Hamalik"


Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dengan menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian.
            Seorang pengajar sering kali disulitkan dengan kurikulum yang berganti-ganti yang harus menyesuaikan system pengajaran dan materi yang diberikan kepada anak didiknya
            Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Oemar Hamalik ini disajikan secara dialektis dengan didukung oleh data-data kepustakaan yang memadai. Penulis mampu menjelaskan dengan baik baik dasar, kedudukan, model, tujuan, bahan, prosedur, strategi, dan perencanaan pengajaran berdasarkan pada pendekatan sisitem.


B. Rumusan Masalah

            Permasalahan yang dimunculkan dalam buku ini adalah bagaimana pendekatan system dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran. Adapun beberapa pertanyaan yang dapat ditemukan pemecahannya dalam buku ini yang berjudul Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem antara lain :
1.    Bagaimana penerapan system dalam proses Pembelajaran!
2.     Bagaimana pendekatan system dapat menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif !
3.    Bagaimana sekolah sebagai suatu system social !
4.    Apa sebenarnya tujuan dari pengajaran itu !
5.    Apa saja prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengajaran !
6.    Strategi seperti apa yang direncanakan agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif !
7.    Bagaimana menggunakan media pengajaran sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran !
8.    Bagaimana melakukan evaluasi !           

C. Tujuan
            Tujuan dari analisis buku yang berjudul Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem ini adalah agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif. Dan bagaimana pendekatan system dapat membantu dalam proses pembelajaran tersebut.












Bab 2
ISI BUKU

A. Pendekatan Sistem
           
Istilah system adalah suatu konsep yang abstrak. Definisi tradisional mengatakan bahwa system adalah seperangkat komponen atau unsure-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam suatu system terdapat sub-sub system yang lebih kompleks. Hubungan pokok antara system dan lingkungan, yakni antara input dari lingkungan dengan system antara output dari system dengan lingkungan.
            Pada akhir tahun 1950 dan awal 1960-an, pendekatan system mulai dipergunakan dalam bidang latihan dan pendidikan (merumuskan masalah), analisis kebutuhan dengan maksud mentransformasikannya menjadi tujuan-tujuan (analisis masalah), desain metode dan materi instruksional (pengembangan suatu pemecahan), pelaksanaan secara eksperimental, dan akhirnya menilai dan merevisi.
            Penyajian dalam bentuk bagan arus sebenarnya merupakan cara penjelasan pendekatan system yang kurang efektif karena alasan berikut.
1)    Memberikan kesan seolah-olah (lebih kurang),proses linear,selangkah demi selangkah harus diselesaikan dulu sebelum melaksanakan langkah langkah berikutnya. Padahal kenyataannya tidak demikian. Pemecahan masalah melibatkan lompatan-lompatan ke depan berdasarkan pada pemahaman seketika, dan umpan balik untuk melengkapi atau mengubah langkah-langkah sebelumnya.
2)    Memberikan kesan bahwa kebanyakan analisis terjadi pada langkah awal,sintesis pada langkah pertengahan, dan evaluasi pada langkah akhir, kenyataannya tidak demikian. System berpikir (aplikasi dari pendekatan sisitem) melibatkan ketiga kegiatan intelektual itu pada setiap langkah sepanjang proses berlangsung.
3)    Memberikan kesan bahwa prosedur berjalan secara mekanistik, mengikuti aturan-aturan yang telah ditentukan pada setiap langkah sebagaimana pada prosedur computer.

B. Sistem Pengajaran
           
            Pendidikan, latihan, pengajaran, dan teknologi pendidikan. Istilah-istilah tersebut masing-masing memiliki pengertian sendiri-sendiri, berbeda tertapi berhubungan erat. Dalam kamus asing, kita mengenal istilah-istilah education, training, dan instruction.
            Pendidikan lebih menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian. Dengan demikian, pendidikan mengandung pengertian yang lebih luas, sedangkan latihan (training) lebih menekankan pada pembentukan keterampilan (skill). Pendidikan dilakukan dalam lingkungan  sekolah, sedangkan penggunaan latihan umumnya dilaksanakan dalam lingkungan industri. Selain itu, seorang siswa harus memiliki keterampilan. Dengan  keterampilan, siswa dapat bekerja, berproduksi, dan menghasilkan hal-hal untuk memenuhi kebutuhan orang banyak.
            Dalam pengajaran, perumusan tujuan adalah yang utama dan setiap proses pengajaran senanntiasa diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu proses pengajaran harus direncanakan. Ketercapain tujuan dapat dicek atau dikontrol sejauh mana tujuan itu telah tercapai. Itu sebabnya, suatu system pengajaran selalu mengalami dan mengikuti tiga tahap, yakni tahap analisis (menentukan dan merumuskan tujuan), tahap sintesis (perencanaan proses yang akan ditempuh), dan tahap evaluasi (mengetes tahap pertama dan kedua).
            Teknologi pendidikan terdiri atas dua istilah yang mengandung pengertian tersendiri. Teknologi merupakan aplikasi kreatif dari ilmu pengetahuan (science) adalah suatu body of knowledge yang telah diuji, yang dapat diekpresikan dalam bentuk perangkat prinsip-prinsip umum.
            Teknologi sebagai produk juga harus didesain secara tepat agar mampu bekerja sebagaimana mestinya. Jangan sampai suatu produk teknologi justru menimbulkan masalah baru dan bukan menyelesaikan masalah. Misalnya merusak system nilai masyarakat atau menimbulkan dehumanisasi. Jadi sebenarnya setiap teknologi perlu ditilik, baik dari segi proses (penggunaannya) maupun sebagai produk.

1. Pendekatan Sistem Pengajaran
            Desain system belajar mengajar dari prosedur pendidikan dan latihan yang dikembangkan dalam bidang industri dan militer, khusunya pada tahun-tahun terakhir ini. Pendekatan system mengandung dua aspek, yakni aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang mendasari sikap perancang system yang terarah pada kenyataan. Aspek proses adalah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.
            Pendekatan system merupakan sustu perangkat alat atau teknik. Alat-alat itu berbentuk kemampuan (abilitas) dalam :
Merumuskan tujuan-tujuan secara operasional,
mengembangkan deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat,
melaksanakan analisis tugas-tugas.

Analisis tugas memang lebih penting sebab berkenaan dengan aplikasi (keterlaksanaan) p[rinsip-prinsip belajar (human learning principles) secara ilmiah. Analisis tugas juga dapat diandalkan dalam rangkaian pengajaran tentang konsep, prinsip, dan keterampilan yang telah diidentifikasi sebagai hasil belajar yang diharapkan, yang telah dirumuskan sebagai tujuan belajar dan mengajar. Alat-alat dan pendekatan rancangan  system pengajaran menuntut para guru agar pengajaran (instruction) menyediakan kondisi belajar bagi siswa. Jadi, prinsip-prinsip belajar merupakan petunjuk bagi guru dalam menata kondisi belajar yang efektif.

Ada dua ciri pendekatan system pengajaran, yakni sebagai berikut.
Pendekatan system merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar mengajar.
Penggunaan metodologi  khusus untuk mendesain system pengajaran. Metodologi khusus itu terdiri atas prosedur sistemik perencanaan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujua-tujuan khusus dan didasarkan pada penelitian dalam belajar dan komunikasi. Penerapan metodologi tersebut akan menghasilkan suatu system belajar yang memanfaatkan sumber manusiawi dan non manusiawi secara efisien dan efektif. Dengan demikian, pendekatan system merupakan suatu panduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.

Kedua cirri tersebut pada hakikatnya sejalan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendapat ilmiah ditandai oleh keyakinan tentang hubungan sebab akibat antara peristiwa-peristiwa, konsep tentang zat yang tak dapat rusak, dan keteraturan alam semesta fisik.

2. Konsep Sistem Pengajaran
            Sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas, pertlengkapan, dan procedure yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sesuai dengan itu yang terlibat dalam sistempengajaran adalah siswa, pengajar, dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, film, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri atas ruang kelas, perlengkapan audio visual, bahkan juga computer. Prosedur meliputi jadwal, dan metode pengajaran informasi, penyediaan untuk praktek, belajar, pengetesan, dan penentuantingkat, dan sebagainya.
            System pengajaran dapat dilakukan dalam bentuk membaca buku. sistem belajar dikelas atau disekolah. System pengajaran senantiasa ditandai oleh organisasi dan interaksi antar komponen untuk mendidik siswa.



3. Ciri-Ciri Sistem Pengajaran
            Terdapat tiga cirri khas yang terkandung dalam system pengajaran, sebagai berikut.
Rencana, penataan intensional orang, material, dan prosedur, yang merupakan unsure system pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengembang.
Kesalingtergantungan (interdependent), unsure-unsur suatu system merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing bagian bersifat esensial, satu sam lain saling memberikan sumbangan tertentu.
Tujuan, setiap system pengajaran memiliki tujuan tertentu. The goal it the purpose for which the system is designed. Cirri itu menjadi dasar perbedaan antara system yang dibuat oleh manusia dan system-sistem alami (natural).
Tujuan system menuntun proses merancang system. Tujuan utama system pengajaran adalah siswa yang belajar. Tugas seorang perancang system adalah mengorganisasi orang, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien.
Fungsi guru dalam suatu system pengajaran ialah sebagai perancang dan sebagai guru yang mengajar (unsure suatu system). Pelaksanaannya fungsi pertama guru bertugas menyusun suatu system pengajaran, fungsi yang kedua guru mendisain system pengajaran. Dalam hal ini, ssreorang guru harus mampu mendesain dirinya sendiri dalam kerangka system belajar yang dikembangkannya.



C. Masalah-Masalah Pengajaran dan Pemecahannya
1. Perumusan Masalah
                Apa yang ada                                         Apa yang harus ada
                                                                         
Penggu-                                output se-          penggunaan                               output yang
naan                                      karang (ber-      input yang                                   diharapkan
Input                                      dsarkan perhi-   diharapkan                                (berdasarkan
                                               tungan)                                                                    perhitungan)
                                                                                                                            
            Perumusn masalah dilakukan dengan prosedur berikut. Pertama, mengidentifikasi system yang merumuskan masalah input/output secara baik. Kedua, merumuskan masalah sebagai dua hal yang berbeda secara tajam antara keadaan yang ada (nyata) dengan keadaan yang diinginkan. Ketiga berusaha menghitung nilai/harga yang kamu pergunakan sebagai tolak ukur bagi pemecahan yang berhasil.
            Dalam merumuskan sustu masalah, kita harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
  1. Jangan mencampuradukan antara masalah dan pemecahannya.
  2. Pemecahan masalah tidak secara prematur sebelum suatu masalah dijelajahi secara baik dan mendalam.
  3. Pemecahan masalah sebaiknya menggunakan pendekatan system. Prosedurnya meliputi :
    1. Perumusan masalah
    2. Analitis
    3. Seleksi dan sintesis untuk menemukan pemecahan yang optimal.
    4. Implementasi yang terkendali
    5. Evaluasi dan revisi.

2. Katagori Masalah-Masalah Pengajaran
            Jenis masalah yang tergolong dalam masalah pengajaran antara lain. Arah. Evaluasi, isi dan urutan, metode, dan  hambatan.

3.  Masalah-Masalah Arah dan Tujuan
            Bahwa para siswa kurang terarah dapat dilihat dari pernyataan-pernhyataan misalnya, apakah kita sedang belajar? Pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menunjukan bahwa apa-apa yang diberikan tidak relevan dengan tujuan.

4. Masalah-Masalah Evaluasi
            Masalah evaluasi terkadang terjadi ketika seorang guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang tidak relevan dengan materi yang telah merekan berikan.

5. Masalah Isi dan Urutan Pelajaran
            Terkadang seorang guru mengalami masalah dalam menyampaikan isi pelajaran dan urutan bahan yang akan diberikan yang tidak logis dan sistematis.

6. Masalah Metode
            Jika terjadi bahwa para siswa menentang pelajaran guru, atau bersikap acuh atau tidak mau masuk ke kelas maka salah satu sebabnya adalah masalah metode pengajaran yang digunakan oleh guru.


7. Masalah Hambatan
            Untuk mendesain system instruksional perlu diperhatikan tiga jenis sumber utama, yakni manusiawi, institusional, dan instruksional. Factor manusiawi sering terbatas misalnya pada guru yang kurang mampu dan siswa tidak berminat belajar, factor institusional misalnya terbatas ruang kelas, dan masalah instruksianal terbatas kurangnya alat-alat peraga.

8. Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Algoritmik
            Pemecahan masalah dengan prosedur algoritmik dimaksudkan untuk mencapai hasil yang cermat.

9. Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Heuristik
            Strategi yang dipergunakan bertitik tolak dari pertanyaan sebagai suatu system organic inquiri (minta keterangan) yang teratur sesuai dengan tuntutan yang ada. Strukturnya bersifat longgar, tetapi tidak berbrntuk linear.

D. Strategi Dasar Merancang Sistem Pengajaran

            Strategi merancang system pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang system secara efisien.
Strategi Dasar Perencanaan
            Ada tiga tahap dalam merencanakan desain suatu system, yaitu:
  1. menganalisis tuntutan-tuntutan system,
  2. mendesain system, dan
  3. mengevaluasi dampak system.

Pada tahap analisis tuntutan system, si perancang perlu mengidentifikasi hal berikut.
1)    Apa yang mesti dilaksanakan berkenaan dengan tujuan system.
2)    Keadaan system yang ada sekarang yang berkenaan dengan sumber-sumber dan hambatan-hambatan yang bertalian dengan pencapain tujuan system.

Pada tahap mendesain system si perancang memilih dan mengoordinasi komponen tertentu dan prosedur-prosedur yang akan dilaksanakan dalam system serta mengujicobakannya. Prosedur-prosedur dalam tahap itu berkenaan dengan hal-hal berikut.
1)    Formulasi tujuan
2)    Deskripsi tugas
3)    Jenis-jenis belajar
4)    Analisis tugas
5)    Belajar dan motivasi
6)    Konsep-konsep dan prinsip-prinsip
7)    Pemevahan masalah
8)    Keterampilan-keterampilan motorik-persptual.

Pada tahap penilaian, perancang membandingkan perilaku nyata dengan perilaku yang direncankan.

E. Sekolah sebagai suatu sistem sosial
Sekolah sebagai suatu system social dapat ditinjau dari dua fenomena. Fenomena pertama, berkenaan dengan lembaganya yang melaksanakan peranan dan fungsi, dan harapan-harapan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan dari system itu. Yang kedua mengenai individu-individu yang berbeda dalam system, yang masing-masing memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Kedua dimensi itu (dimensi nomotetis atau institusional dan dimensi idiografis) berinteraksi antara yang satu dengan yang lain dan menunjukan dirinya dalam bentuk perilaku social, atau berpadu dalam tujuan-tujuan persekolahan.

F.  Tujuan Pengajaran

            Salah satu tahap dalam proses desain pengajaran adal;ah merumuskan dan menulis tujuan-tujuan pengajaran. Dalam perencanaan, tujuan memberikan petunjuk untuk memilih isi mata ajaran, menata urutan, topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat Bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran untuk mengukur prestasi belajar siswa.
            Tujuan Pengajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran. Tujuan belajar merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pengajaran. Antara tujuan pengajaran dan tujuan belajar ada perbedaan, tetapi memiliki hubungan yang sangat erat antara satu dengan yang lainnya.
            Suatu tujuan penggajran, terdiri dari tiga komponen yakni :
  1. tingkah laku terminal,
  2. kondisi-kondisi tes,
  3. standar (ukuran)

Perumusan tujuan pengajaran mengandung kegunaan tertentu dalam rangka merancang system pengajaran. Secara khusus, tujuan pengajaran penting artinya dalam rangka:
  1. untuk menilai pengajaran
  2. untuk membimbing siswa belajar
  3. merupakan criteria untuk merancang pelajaran
  4. menjadi semacam media untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan guru lainnya.
G. Prosedur Pengajaran

            Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan  dan pengalaman. Masalah pokok yang dihadapi mengenai belajar adalah bahwa proses belajar tidak dapat diamati secara langsung dan kesulitan untuk menentukan kepada terjadinya perubahan tingkah laku belajarnya. Dalam hal ini banyak dikembangkan teori belajar, seperti mental disiplin, psikologi behaviorisme, humanisme, psikologi Gestalt, perkembangan kognitif, teori system, struktur pengetahuan dan lain-lain.
            Dibawah ini adalah cara-cara memotivasi siswa untuk belajar antara lain:
  1. kebermaknaan
  2. modeling (memperoleh tingksh laku baru bila disaksikan dan ditiru).
  3. komunikasi terbuka
  4. prasyarat
  5. novelty (penyajian-penyajian yang baru)
  6. latihan/praktek yang aktif dan bermanfaat
  7. latihan  terbagi
  8. kurangi secara sistematik paksaan belajar
  9. kondisi yang menyenangkan.  

H.  Strategi Pengajaran

            Strategi pengajaran merupakan penerjemahan filsafat atau teori mengajar menjadi rumusan tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesifik.
            Pendekatan proses belajar yang pertama dikembangkan menjadi strategi ekspositif, sedangkan yang kedua dikembangkan sebagai strategi discovery.

            Langkah-langkah pokok strategi ekspositori adalah sebagai berikut :
  1. penyajian informasi yang diberikan dalam bentuk penjelasan simbolik atau demonstrasi praktis.
  2. tes terhadap resepsi, ungkapan, dan pemahaman.
  3. menyajikan kesempatan-kesempatan untuk menerapkan prinsip umum sebagai latihan dengan sustu contoh tertentu.
  4. menyajikan kesempatan-kesempatan untuk penerapan kedalam situasi kenyataan informasi yang baru saja dipelajari.

Langkah-langkah pokok strategi discovery adalah sebagai berikut :
1.      menyajikan kesempatan-kesempatan untuk bertindak/berbuat dan mengamati konsekuensi-konsekuensi tindakan seseorang.
2.      tes terhadap pemahaman tentang hubungan sebab akibat.
3.      mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya.
4.      penyajian kesempatan-kesempatan guna penerapan hal yang baru saja dipelajari kedalam situasi atau masalah-masalah yang nyata.

I.  Media Pengajaran

            Sering terjadi salah tafsir bahwa penggunaan alat Bantu pengajaran menjadikan pekerjaan guru lebih efisien sehingga para calon guru diwajibkan mempelajari alat-alat pengajaran atau alat peraga atau media pendidikan pada lembaga pendidikan guru.
            Dalam arti sempit media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif  dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas. Media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan bagian buatan guru, objek-objek nyata serta kunjungan keluar sekolah.
            Terdapat beberapa cara pemilihan media antara lain dengan cara memilih media yang telah tersedia dipasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan.
            Penggunaaan media tersebut harus dapat menunjang pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.




J.  Evaluasi

            Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang penguimpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system pengajaran.
            Dalam rangka merancang system pengajaran, setelah tujuan-tujuan dirumuskan, langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mempersispkan rencana evaluasi yang menyeluruh sebagai rencana awal.
            Untuk mengukur prestasi belajar siswa. Dibutuhkan suatu alat ukur yang akurat, yang dapat diandalkan. penyusunan suatu instrument pengukuran harus memahami persyaratan tertentu antara lain :
  1. Validitas
  2. Reabilitas
  3. objektivitas
  4. pembedaan (diferensiasi)
  5. pertanyaan-pertanyaan evaluasi 









Bab 3
KOMENTAR


            Dalam buku ini dijelaskan banyak bagaimana perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
            Buku ini menjelaskan kedudukan system pengajaran di sekiolah bahwa terlebih dahulu guru perlu mengenali kedudukan system pengajaran disekolah. Pengenalan itu dimaksudkan agar guru atau calon guru memperoleh informasi yang relevan tentang komponen system pengajaran.
            Buku ini memaparkan bagaimana cara mendesain suatu program, struktur program bagaimana yang akan dipergunakan, dan pola mengajar apa yang akan diterapkan sehubungan dengan pelaksanaan program yang telah didesain itu.
            Hal-hal yang menyangkut dalam buku ini dipat dijadikan acuan untuk merencanakan sebuah pembelajaran, dilengkapi pula dengan strategi dan evaluasi pembelajaran. Sehingga dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu system pembelajaran. Dan dapat diperbaiki dimana letak kesalahan yang  dilakukan apabila output tidak sesuai dengan yang direncanakan.
            Menurut pendapat saya buku ini sudah cukup memberikan kepuasan kepada seseorang yang akan membuat  suatu perencanaan pengajaran. Namun sedikit lagi harus dilengkapi dengan contoh yang jelas bagaimana perencanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan system.


Bab 4
PENUTUP


A. Kesimpulan
            pendekatan system dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan cara ini permasalahan dalam pembelajaran dapat teratasi dengan baik. Dengan cara analisis system yang terdapat dalam metode pendekatan system. 
            Dalam hal ini pendekatan system memang sangat efektif  digunakan dalam merancang sebuah pembelajaran. Sehingga output dapat dilihat secara jelas, melalui feed back yang terjadi. Dan bagaimana cara perbaikannya dengan menggunakan metode pemecahan masalah yang digunakan dalam pendekatan system.

B. saran
            Buku ini juga cocok untuk seorang pengajar, sebagai reperensi bagaimana seharusnya ia mengajar, disini pula terdapat cara bagaimana seorang guru harus merancang sebuah pembelajaran dalam kelas agar pembelajaran dapat  berjalan dengan baik.
             Jadi saran saya bagi anda yang akan menjadi seorang pengajar atau yang akan mengembangkan suatu pengembangan pembelajaran tidak salahnya jika anda juga membaca buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar