Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan perilaku
seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dengan menitik beratkan
pada pembentukan dan pengembangan kepribadian.
Seorang
pengajar sering kali disulitkan dengan kurikulum yang berganti-ganti yang harus
menyesuaikan system pengajaran dan materi yang diberikan kepada anak didiknya
Buku
yang ditulis oleh Prof. Dr. Oemar Hamalik ini disajikan secara dialektis dengan
didukung oleh data-data kepustakaan yang memadai. Penulis mampu menjelaskan
dengan baik baik dasar, kedudukan, model, tujuan, bahan, prosedur, strategi,
dan perencanaan pengajaran berdasarkan pada pendekatan sisitem.
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan
yang dimunculkan dalam buku ini adalah bagaimana pendekatan system dapat
menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran. Adapun
beberapa pertanyaan yang dapat ditemukan pemecahannya dalam buku ini yang
berjudul Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem antara lain :
1.
Bagaimana
penerapan system dalam proses Pembelajaran!
2.
Bagaimana pendekatan system dapat
menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dapat
dilaksanakan secara efektif !
3.
Bagaimana
sekolah sebagai suatu system social !
4.
Apa
sebenarnya tujuan dari pengajaran itu !
5.
Apa
saja prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengajaran !
6.
Strategi
seperti apa yang direncanakan agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara
efektif !
7.
Bagaimana
menggunakan media pengajaran sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran !
8.
Bagaimana
melakukan evaluasi !
C. Tujuan
Tujuan
dari analisis buku yang berjudul Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem ini adalah agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif. Dan
bagaimana pendekatan system dapat membantu dalam proses pembelajaran tersebut.
Bab
2
ISI
BUKU
A.
Pendekatan Sistem
Istilah system adalah suatu konsep
yang abstrak. Definisi tradisional mengatakan bahwa system adalah seperangkat
komponen atau unsure-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Dalam suatu system terdapat sub-sub system yang lebih kompleks.
Hubungan pokok antara system dan lingkungan, yakni antara input dari lingkungan
dengan system antara output dari system dengan lingkungan.
Pada
akhir tahun 1950 dan awal 1960-an, pendekatan system mulai dipergunakan dalam
bidang latihan dan pendidikan (merumuskan masalah), analisis kebutuhan dengan
maksud mentransformasikannya menjadi tujuan-tujuan (analisis masalah), desain
metode dan materi instruksional (pengembangan suatu pemecahan), pelaksanaan
secara eksperimental, dan akhirnya menilai dan merevisi.
Penyajian
dalam bentuk bagan arus sebenarnya merupakan cara penjelasan pendekatan system
yang kurang efektif karena alasan berikut.
1)
Memberikan
kesan seolah-olah (lebih kurang),proses linear,selangkah demi selangkah harus
diselesaikan dulu sebelum melaksanakan langkah langkah berikutnya. Padahal
kenyataannya tidak demikian. Pemecahan masalah melibatkan lompatan-lompatan ke
depan berdasarkan pada pemahaman seketika, dan umpan balik untuk melengkapi
atau mengubah langkah-langkah sebelumnya.
2)
Memberikan
kesan bahwa kebanyakan analisis terjadi pada langkah awal,sintesis pada langkah
pertengahan, dan evaluasi pada langkah akhir, kenyataannya tidak demikian.
System berpikir (aplikasi dari pendekatan sisitem) melibatkan ketiga kegiatan
intelektual itu pada setiap langkah sepanjang proses berlangsung.
3)
Memberikan
kesan bahwa prosedur berjalan secara mekanistik, mengikuti aturan-aturan yang
telah ditentukan pada setiap langkah sebagaimana pada prosedur computer.
B.
Sistem Pengajaran
Pendidikan,
latihan, pengajaran, dan teknologi pendidikan. Istilah-istilah tersebut
masing-masing memiliki pengertian sendiri-sendiri, berbeda tertapi berhubungan
erat. Dalam kamus asing, kita mengenal istilah-istilah education, training, dan
instruction.
Pendidikan
lebih menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian. Dengan
demikian, pendidikan mengandung pengertian yang lebih luas, sedangkan latihan
(training) lebih menekankan pada pembentukan keterampilan (skill). Pendidikan
dilakukan dalam lingkungan sekolah, sedangkan
penggunaan latihan umumnya dilaksanakan dalam lingkungan industri. Selain itu,
seorang siswa harus memiliki keterampilan. Dengan keterampilan, siswa dapat bekerja,
berproduksi, dan menghasilkan hal-hal untuk memenuhi kebutuhan orang banyak.
Dalam
pengajaran, perumusan tujuan adalah yang utama dan setiap proses pengajaran
senanntiasa diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu
proses pengajaran harus direncanakan. Ketercapain tujuan dapat dicek atau
dikontrol sejauh mana tujuan itu telah tercapai. Itu sebabnya, suatu system
pengajaran selalu mengalami dan mengikuti tiga tahap, yakni tahap analisis
(menentukan dan merumuskan tujuan), tahap sintesis (perencanaan proses yang
akan ditempuh), dan tahap evaluasi (mengetes tahap pertama dan kedua).
Teknologi
pendidikan terdiri atas dua istilah yang mengandung pengertian tersendiri.
Teknologi merupakan aplikasi kreatif dari ilmu pengetahuan (science) adalah
suatu body of knowledge yang telah diuji, yang dapat diekpresikan dalam bentuk perangkat
prinsip-prinsip umum.
Teknologi
sebagai produk juga harus didesain secara tepat agar mampu bekerja sebagaimana
mestinya. Jangan sampai suatu produk teknologi justru menimbulkan masalah baru
dan bukan menyelesaikan masalah. Misalnya merusak system nilai masyarakat atau
menimbulkan dehumanisasi. Jadi sebenarnya setiap teknologi perlu ditilik, baik
dari segi proses (penggunaannya) maupun sebagai produk.
1. Pendekatan Sistem Pengajaran
Desain
system belajar mengajar dari prosedur pendidikan dan latihan yang dikembangkan
dalam bidang industri dan militer, khusunya pada tahun-tahun terakhir ini.
Pendekatan system mengandung dua aspek, yakni aspek filosofis dan aspek proses.
Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang mendasari sikap perancang system
yang terarah pada kenyataan. Aspek proses adalah suatu proses dan suatu
perangkat alat konseptual.
Pendekatan
system merupakan sustu perangkat alat atau teknik. Alat-alat itu berbentuk
kemampuan (abilitas) dalam :
Merumuskan tujuan-tujuan secara operasional,
mengembangkan deskripsi tugas-tugas
secara lengkap dan akurat,
melaksanakan analisis tugas-tugas.
Analisis tugas memang lebih penting
sebab berkenaan dengan aplikasi (keterlaksanaan) p[rinsip-prinsip belajar
(human learning principles) secara ilmiah. Analisis tugas juga dapat diandalkan
dalam rangkaian pengajaran tentang konsep, prinsip, dan keterampilan yang telah
diidentifikasi sebagai hasil belajar yang diharapkan, yang telah dirumuskan
sebagai tujuan belajar dan mengajar. Alat-alat dan pendekatan rancangan system pengajaran menuntut para guru agar
pengajaran (instruction) menyediakan kondisi belajar bagi siswa. Jadi,
prinsip-prinsip belajar merupakan petunjuk bagi guru dalam menata kondisi
belajar yang efektif.
Ada dua ciri pendekatan system pengajaran,
yakni sebagai berikut.
Pendekatan system merupakan suatu
pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar mengajar.
Penggunaan metodologi khusus untuk mendesain system pengajaran.
Metodologi khusus itu terdiri atas prosedur sistemik perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian keseluruhan proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut diarahkan
untuk mencapai tujua-tujuan khusus dan didasarkan pada penelitian dalam belajar
dan komunikasi. Penerapan metodologi tersebut akan menghasilkan suatu system
belajar yang memanfaatkan sumber manusiawi dan non manusiawi secara efisien dan
efektif. Dengan demikian, pendekatan system merupakan suatu panduan dalam
rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.
Kedua cirri tersebut pada hakikatnya
sejalan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendapat ilmiah
ditandai oleh keyakinan tentang hubungan sebab akibat antara peristiwa-peristiwa,
konsep tentang zat yang tak dapat rusak, dan keteraturan alam semesta fisik.
2. Konsep Sistem Pengajaran
Sistem
pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsure-unsur
manusiawi, material, fasilitas, pertlengkapan, dan procedure yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan. Sesuai dengan itu yang terlibat dalam
sistempengajaran adalah siswa, pengajar, dan tenaga lainnya. Material meliputi
buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, film, audio, dan video tape.
Fasilitas dan perlengkapan terdiri atas ruang kelas, perlengkapan audio visual,
bahkan juga computer. Prosedur meliputi jadwal, dan metode pengajaran
informasi, penyediaan untuk praktek, belajar, pengetesan, dan penentuantingkat,
dan sebagainya.
System
pengajaran dapat dilakukan dalam bentuk membaca buku. sistem belajar dikelas
atau disekolah. System pengajaran senantiasa ditandai oleh organisasi dan
interaksi antar komponen untuk mendidik siswa.
3. Ciri-Ciri Sistem Pengajaran
Terdapat
tiga cirri khas yang terkandung dalam system pengajaran, sebagai berikut.
Rencana, penataan intensional orang,
material, dan prosedur, yang merupakan unsure system pengajaran sesuai dengan
suatu rencana khusus, sehingga tidak mengembang.
Kesalingtergantungan (interdependent),
unsure-unsur suatu system merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan,
masing-masing bagian bersifat esensial, satu sam lain saling memberikan
sumbangan tertentu.
Tujuan, setiap system pengajaran
memiliki tujuan tertentu. The goal it the purpose for which the system is
designed. Cirri itu menjadi dasar perbedaan antara system yang dibuat oleh
manusia dan system-sistem alami (natural).
Tujuan system menuntun proses
merancang system. Tujuan utama system pengajaran adalah siswa yang belajar.
Tugas seorang perancang system adalah mengorganisasi orang, material, dan
prosedur agar siswa belajar secara efisien.
Fungsi guru dalam suatu system
pengajaran ialah sebagai perancang dan sebagai guru yang mengajar (unsure suatu
system). Pelaksanaannya fungsi pertama guru bertugas menyusun suatu system
pengajaran, fungsi yang kedua guru mendisain system pengajaran. Dalam hal ini,
ssreorang guru harus mampu mendesain dirinya sendiri dalam kerangka system
belajar yang dikembangkannya.
C.
Masalah-Masalah Pengajaran dan Pemecahannya
1. Perumusan Masalah
Apa yang ada Apa
yang harus ada






Penggu- output se-
penggunaan output
yang
naan karang
(ber-
input yang diharapkan
Input dsarkan
perhi- diharapkan (berdasarkan
tungan) perhitungan)




Perumusn
masalah dilakukan dengan prosedur berikut. Pertama, mengidentifikasi system
yang merumuskan masalah input/output secara baik. Kedua, merumuskan masalah
sebagai dua hal yang berbeda secara tajam antara keadaan yang ada (nyata)
dengan keadaan yang diinginkan. Ketiga berusaha menghitung nilai/harga yang
kamu pergunakan sebagai tolak ukur bagi pemecahan yang berhasil.
Dalam
merumuskan sustu masalah, kita harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
- Jangan mencampuradukan antara masalah dan pemecahannya.
- Pemecahan masalah tidak secara prematur sebelum suatu masalah dijelajahi secara baik dan mendalam.
- Pemecahan masalah sebaiknya menggunakan pendekatan system. Prosedurnya meliputi :
- Perumusan masalah
- Analitis
- Seleksi dan sintesis untuk menemukan pemecahan yang optimal.
- Implementasi yang terkendali
- Evaluasi dan revisi.
2. Katagori Masalah-Masalah Pengajaran
Jenis
masalah yang tergolong dalam masalah pengajaran antara lain. Arah. Evaluasi,
isi dan urutan, metode, dan hambatan.
3.
Masalah-Masalah Arah dan Tujuan
Bahwa
para siswa kurang terarah dapat dilihat dari pernyataan-pernhyataan misalnya,
apakah kita sedang belajar? Pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menunjukan bahwa
apa-apa yang diberikan tidak relevan dengan tujuan.
4. Masalah-Masalah Evaluasi
Masalah
evaluasi terkadang terjadi ketika seorang guru membuat pertanyaan-pertanyaan
yang tidak relevan dengan materi yang telah merekan berikan.
5. Masalah Isi dan Urutan Pelajaran
Terkadang
seorang guru mengalami masalah dalam menyampaikan isi pelajaran dan urutan
bahan yang akan diberikan yang tidak logis dan sistematis.
6. Masalah Metode
Jika
terjadi bahwa para siswa menentang pelajaran guru, atau bersikap acuh atau
tidak mau masuk ke kelas maka salah satu sebabnya adalah masalah metode
pengajaran yang digunakan oleh guru.
7. Masalah Hambatan
Untuk
mendesain system instruksional perlu diperhatikan tiga jenis sumber utama,
yakni manusiawi, institusional, dan instruksional. Factor manusiawi sering
terbatas misalnya pada guru yang kurang mampu dan siswa tidak berminat belajar,
factor institusional misalnya terbatas ruang kelas, dan masalah instruksianal
terbatas kurangnya alat-alat peraga.
8. Pemecahan Masalah dengan Pendekatan
Algoritmik
Pemecahan
masalah dengan prosedur algoritmik dimaksudkan untuk mencapai hasil yang
cermat.
9. Pemecahan Masalah dengan Pendekatan
Heuristik
Strategi
yang dipergunakan bertitik tolak dari pertanyaan sebagai suatu system organic
inquiri (minta keterangan) yang teratur sesuai dengan tuntutan yang ada.
Strukturnya bersifat longgar, tetapi tidak berbrntuk linear.
D.
Strategi Dasar Merancang Sistem Pengajaran
Strategi
merancang system pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur
merancang system secara efisien.
Strategi Dasar Perencanaan
Ada
tiga tahap dalam merencanakan desain suatu system, yaitu:
- menganalisis tuntutan-tuntutan system,
- mendesain system, dan
- mengevaluasi dampak system.
Pada tahap analisis
tuntutan system, si perancang perlu mengidentifikasi hal berikut.
1)
Apa
yang mesti dilaksanakan berkenaan dengan tujuan system.
2)
Keadaan
system yang ada sekarang yang berkenaan dengan sumber-sumber dan
hambatan-hambatan yang bertalian dengan pencapain tujuan system.
Pada tahap mendesain system si perancang memilih dan
mengoordinasi komponen tertentu dan prosedur-prosedur yang akan dilaksanakan
dalam system serta mengujicobakannya. Prosedur-prosedur dalam tahap itu
berkenaan dengan hal-hal berikut.
1)
Formulasi
tujuan
2)
Deskripsi
tugas
3)
Jenis-jenis
belajar
4)
Analisis
tugas
5)
Belajar
dan motivasi
6)
Konsep-konsep
dan prinsip-prinsip
7)
Pemevahan
masalah
8)
Keterampilan-keterampilan
motorik-persptual.
Pada tahap penilaian, perancang membandingkan perilaku
nyata dengan perilaku yang direncankan.
E. Sekolah sebagai suatu sistem sosial
Sekolah sebagai suatu system social dapat ditinjau dari
dua fenomena. Fenomena pertama, berkenaan dengan lembaganya yang melaksanakan
peranan dan fungsi, dan harapan-harapan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
dari system itu. Yang kedua mengenai individu-individu yang berbeda dalam
system, yang masing-masing memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Kedua dimensi itu (dimensi nomotetis atau institusional
dan dimensi idiografis) berinteraksi antara yang satu dengan yang lain dan
menunjukan dirinya dalam bentuk perilaku social, atau berpadu dalam
tujuan-tujuan persekolahan.
F. Tujuan Pengajaran
Salah
satu tahap dalam proses desain pengajaran adal;ah merumuskan dan menulis
tujuan-tujuan pengajaran. Dalam perencanaan, tujuan memberikan petunjuk untuk
memilih isi mata ajaran, menata urutan, topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk
dalam memilih alat-alat Bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta
menyediakan ukuran untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tujuan
Pengajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran. Tujuan belajar merupakan
cara yang akurat untuk menentukan hasil pengajaran. Antara tujuan pengajaran
dan tujuan belajar ada perbedaan, tetapi memiliki hubungan yang sangat erat
antara satu dengan yang lainnya.
Suatu
tujuan penggajran, terdiri dari tiga komponen yakni :
- tingkah laku terminal,
- kondisi-kondisi tes,
- standar (ukuran)
Perumusan tujuan pengajaran mengandung
kegunaan tertentu dalam rangka merancang system pengajaran. Secara khusus,
tujuan pengajaran penting artinya dalam rangka:
- untuk menilai pengajaran
- untuk membimbing siswa belajar
- merupakan criteria untuk merancang pelajaran
- menjadi semacam media untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan guru lainnya.
G.
Prosedur Pengajaran
Belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan pengalaman. Masalah pokok yang dihadapi
mengenai belajar adalah bahwa proses belajar tidak dapat diamati secara
langsung dan kesulitan untuk menentukan kepada terjadinya perubahan tingkah laku
belajarnya. Dalam hal ini banyak dikembangkan teori belajar, seperti mental
disiplin, psikologi behaviorisme, humanisme, psikologi Gestalt, perkembangan
kognitif, teori system, struktur pengetahuan dan lain-lain.
Dibawah
ini adalah cara-cara memotivasi siswa untuk belajar antara lain:
- kebermaknaan
- modeling (memperoleh tingksh laku baru bila disaksikan dan ditiru).
- komunikasi terbuka
- prasyarat
- novelty (penyajian-penyajian yang baru)
- latihan/praktek yang aktif dan bermanfaat
- latihan terbagi
- kurangi secara sistematik paksaan belajar
- kondisi yang menyenangkan.
H. Strategi Pengajaran
Strategi
pengajaran merupakan penerjemahan filsafat atau teori mengajar menjadi rumusan
tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus atau
dalam keadaan tertentu yang spesifik.
Pendekatan
proses belajar yang pertama dikembangkan menjadi strategi ekspositif, sedangkan
yang kedua dikembangkan sebagai strategi discovery.
Langkah-langkah
pokok strategi ekspositori adalah sebagai berikut :
- penyajian informasi yang diberikan dalam bentuk penjelasan simbolik atau demonstrasi praktis.
- tes terhadap resepsi, ungkapan, dan pemahaman.
- menyajikan kesempatan-kesempatan untuk menerapkan prinsip umum sebagai latihan dengan sustu contoh tertentu.
- menyajikan kesempatan-kesempatan untuk penerapan kedalam situasi kenyataan informasi yang baru saja dipelajari.
Langkah-langkah pokok strategi
discovery adalah sebagai berikut :
1.
menyajikan
kesempatan-kesempatan untuk bertindak/berbuat dan mengamati
konsekuensi-konsekuensi tindakan seseorang.
2.
tes
terhadap pemahaman tentang hubungan sebab akibat.
3.
mempertanyakan
atau mengamati kegiatan selanjutnya.
4.
penyajian
kesempatan-kesempatan guna penerapan hal yang baru saja dipelajari kedalam
situasi atau masalah-masalah yang nyata.
I. Media Pengajaran
Sering
terjadi salah tafsir bahwa penggunaan alat Bantu pengajaran menjadikan
pekerjaan guru lebih efisien sehingga para calon guru diwajibkan mempelajari
alat-alat pengajaran atau alat peraga atau media pendidikan pada lembaga
pendidikan guru.
Dalam
arti sempit media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara
efektif dalam proses pengajaran yang
terencana. Sedangkan dalam arti luas. Media tidak hanya meliputi media
komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana,
seperti slide, fotografi, diagram, dan bagian buatan guru, objek-objek nyata
serta kunjungan keluar sekolah.
Terdapat
beberapa cara pemilihan media antara lain dengan cara memilih media yang telah
tersedia dipasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam
proses pengajaran. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan.
Penggunaaan
media tersebut harus dapat menunjang pembelajaran agar pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif.
J. Evaluasi
Evaluasi
adalah suatu proses berkelanjutan tentang penguimpulan dan penafsiran informasi
untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu
system pengajaran.
Dalam
rangka merancang system pengajaran, setelah tujuan-tujuan dirumuskan, langkah
pertama yang harus dikerjakan adalah mempersispkan rencana evaluasi yang
menyeluruh sebagai rencana awal.
Untuk
mengukur prestasi belajar siswa. Dibutuhkan suatu alat ukur yang akurat, yang
dapat diandalkan. penyusunan suatu instrument pengukuran harus memahami
persyaratan tertentu antara lain :
- Validitas
- Reabilitas
- objektivitas
- pembedaan (diferensiasi)
- pertanyaan-pertanyaan evaluasi
Bab
3
KOMENTAR
Dalam buku ini dijelaskan banyak bagaimana perencanaan
pengajaran berdasarkan pendekatan system dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.
Buku
ini menjelaskan kedudukan system pengajaran di sekiolah bahwa terlebih dahulu
guru perlu mengenali kedudukan system pengajaran disekolah. Pengenalan itu
dimaksudkan agar guru atau calon guru memperoleh informasi yang relevan tentang
komponen system pengajaran.
Buku
ini memaparkan bagaimana cara mendesain suatu program, struktur program
bagaimana yang akan dipergunakan, dan pola mengajar apa yang akan diterapkan
sehubungan dengan pelaksanaan program yang telah didesain itu.
Hal-hal
yang menyangkut dalam buku ini dipat dijadikan acuan untuk merencanakan sebuah
pembelajaran, dilengkapi pula dengan strategi dan evaluasi pembelajaran.
Sehingga dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu system pembelajaran. Dan dapat
diperbaiki dimana letak kesalahan yang
dilakukan apabila output tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut
pendapat saya buku ini sudah cukup memberikan kepuasan kepada seseorang yang
akan membuat suatu perencanaan
pengajaran. Namun sedikit lagi harus dilengkapi dengan contoh yang jelas
bagaimana perencanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode
pendekatan system.
Bab 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendekatan
system dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan cara ini permasalahan
dalam pembelajaran dapat teratasi dengan baik. Dengan cara analisis system yang
terdapat dalam metode pendekatan system.
Dalam
hal ini pendekatan system memang sangat efektif
digunakan dalam merancang sebuah pembelajaran. Sehingga output dapat
dilihat secara jelas, melalui feed back yang terjadi. Dan bagaimana cara
perbaikannya dengan menggunakan metode pemecahan masalah yang digunakan dalam
pendekatan system.
B.
saran
Buku
ini juga cocok untuk seorang pengajar, sebagai reperensi bagaimana seharusnya
ia mengajar, disini pula terdapat cara bagaimana seorang guru harus merancang
sebuah pembelajaran dalam kelas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Jadi saran saya bagi anda yang akan menjadi
seorang pengajar atau yang akan mengembangkan suatu pengembangan pembelajaran
tidak salahnya jika anda juga membaca buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar